Gedung Tinggi

Kawasan JAWA BARAT

KABUPATEN BEKASI, Jawa Barat

Gedung ini berada pada lingkungan perumahan dan perkantoran. Berada di tepi jalan raya Hasanudin No. 5, Kecamatan Tambun Selatan atau jalan yang menghubungkan Tambun-Bekasi-Jakarta. Jarak Bandung ke Tambun sekitar 95 km, dan Tambun - Bekasi ke arah Barat sekitar 10 km, dapat ditempuh dengan kendaraan umum dari berbagai arah. Secara geografis gedung berada pada koordinat 107º 05'.455" BT dan 06º 25' 953" LS dan ketinggian 33 m di atas permukaan laut. Gedung Tinggi pada mulanya milik seorang tuan tanah (landheer) keturunan Cina bernama Kouw Tjing Kee. Ia seorarng tuan tanah kaya yang memiliki tanah hektaran baik yang berada di Tambun maupun di luar Tambun. Usaha yang digelutinya antara lain perkebunan kelapa dan pertanian padi. Dalam menjalankan perusahaannya, ia di bantu oleh beberapa orang tenaga kerjanya. Sejak tahun 1962, Gedung Tinggi telah dibeli dan dimiliki Pemerintah Propinsi Jawa Barat. Secara historis, gedung ini merupakan saksi sejarah, khususnya dalam rangkaian peristiwa sejarah perjuangan bangsa. Beberapa peristiwa sejarah selama periode 1945-1949, berlangsung di gedung ini yang digunakan sebagai basis perjuangan. Selanjutnya pada masa perjuangan menjelang kemerdekaan, gedung ini digunakan sebagai basis pertahanan para pejuang Bekasi hingga masa mempertahankan kemerdekaan. Sehingga bangunan ini selain disebut Gedung Tinggi juga disebut Gedung Juang. Bangunan utama Gedung Tinggi ini sekarang digunakan oleh instansi atau lembaga yang berada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bekasi sebagai Perpustakaan dan dua bangunan pendamping ini di kanan dan kiri Gedung Tinggi dengan arsitektur campuran Eropa dan tradisional Indonesia ini digunakan sebagai kantor Veteran, kantor Pemadam Kebakaran dan Labolatorium Dinas Kesehatan. Sedangkan 2 bangunan lainnya adalah bangunan baru yaitu digunakan sebagai Dinas Pencegahan Kebakaran. Disamping itu pada sisi barat terdapat bangunan lama yang telah mengalami sedikit penambahan, terutama pada bagian depannya, sehingga masih menampakan bagian bangunan kunonya. Bangunan ini disering disebut Gedung Tinggi, karena merupakan bangunan yang paling tinggi pada waktu dibangun tahun 1910 hingga setelah kemerdekaan dan masa mempertahankan kemerdekaan masih termasuk bangunan yang paling tinggi di daerah Bekasi dan sekitarnya. Bangunan ini menghadap ke arah selatan, yaitu ke arah jalan Raya yang menghubungkan Kota Bandung-Bekasi-Jakarta yang cukup ramai. Sedangkan pada sisi utara terdapat rel kereta api yang menghungkan Bekasi Jawa Timur - Jawa Tengah-Bekasi dan Jakarta yang cukup ramai. Bangunan Gedung Tinggi ini menempati tanah seluas ± 2 hektar Bangunan utama yang disebut Gedung Tinggi memilki ukuran panjang 360 m dan lebar 243 m dengan tinggi 24 m, memiliki dua lantai dengan arsitektur perpaduan gaya Eropah (Gothic) dan Cina, dengan atap cukup curam dan pada kemuncak dibentuk atap dengan geteng merah. Secara fisik, bangunan tersebut dibangun dengan menggunakan dua pilar penyangga yang terbuat dari semen cor. Tulang penyangga yang bergaris lurus itu memiliki ornamen dengan motif bunga. Tebal dinding 25 cm, dan lantainya ubin bermotif bunga warna merah. Yang menarik pada bangunan ini masih menampakkan keaslian, baik pada denah ruang, ornamen/dekorasi bangunan, lantai dan komponen bangunan. Gedung ini menghadap ke arah selatan, di belakangnya terdapat jalan/rel kereta api. Hal ini memudahkan akses ke tempat tersebut, dan suasananya berada di lingkungan perkantoran. Gedung yang memilki ornamen, dekorasi dan komponen bangunan yang cukup menarik, sangat prospektif bila dikembangkan sebagai gedung Museum Daerah Bekasi dan Galeri. Pada Lantai 1 dapat dikembangkan sebagai Ruang Galeri yang memamerkan hasil karya seni yang temanya membangkitkan rasa kebangsaan/nasionalisme Indonesia, sesuai dengan peran yang pernah dimiliki oleh Gedung Tinggi ini, yaitu perjuangan masyarakat Bekasi pada perang kemerdekaan Republik Indonesia. Sedangkan Lantai 2 dikembangkan sebagai Museum Daerah Bekasi, karena Daerah Bekasi cukup sarat dengan benda-benda pusaka dan budaya serta persenjataan yang pernah digunakan para pejuang masyarakat Bekasi. Bila potensi ini dapat dikembangkan untuk wisata budaya dengan 2 tema tersebut, maka masyarakat Bekasi yang semakin hari semakin heterogen akan bisa tetap terjaga rasa kedaerahan dan budaya, disamping pada masyarakat asli Bekasi maupun pendatang. Sedangkan menurut beberapa sumber, bahwa gedung ini akan digunakan sebagai Gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Bekasi, sebaiknya pepustakaan dapat menempati pada bangunan sayap/pendamping (sisi utara) yang cukup luas dan memadai.



Destinasi lain di Kawasan Jawa Barat


Koordinat: -6.2297, 106.8295
Destinasi di Sekitar

KategoriJumlah
Wisata Alam85
Wisata Buatan72
Wisata Budaya88
Taman Nasional9
  • Share Via

Destinasi di Sekitar


Wisata Alam
Wisata Buatan
Wisata Budaya
Taman Nasional
BESbswy