Makam Mbah Priok

Bagi sebagian umat Islam di Indonesia ziarah ke makam orang tua, dan ziarah ke tokoh-tokoh penyebaran Islam menjadi ritual yang lekat dengan masyarakat. Salah satu makam yakni makam Habib Hasan Al Hadad atau yang lebih dikenal dengan makam Mbah Priok menjadi salah satu makam yang ramai dikunjungi. Makam yang terletak di daerah Koja, Jakarta Utara ini, selalu ramai dikunjungi peziarah, terutama menjelang bulan Ramadan. Mereka berziarah ke sini dengan beragam alasan. 

Makam Mbah Priok memiliki dua bagian, depan dan belakang, dengan luas mencapai 3,4 hektar. Di bagian depan terdapat kolam dan air terjun kecil disebut "mata air barokah"  karena sumber mata air ini dipercaya memiliki khasiat seperti air zam-zam. Air dari mata air ini lalu dialirkan melalui pipa dan pengunjung dapat mengambilnya lewat keran. Bahkan, di bawan keran-keran tersebut disediakan pula gelas untuk menampung air. 

Sedangkan di bagian belakang, merupakan tempat makam atau nisan Mbah Priok yang terletak dalam ruangan. Hanya saja, tak sembarang orang bisa masuk ke dalam ruang nisan Mbah Priok. Masyarakat umum hanya bisa melihat nisan Mbah Priok secara langsung pada hari Haul atau Maulid. Sementara di hari-hari biasa mereka yang ingin masuk ke ruangan itu harus mendapat izin dari Abdulloh Bin Abdurrahman Alaydrus, alias Habib Sting, cucu Mbah Priok.

Lokasi yang ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama ini, pengunjung tidak ditarik biaya sepeser pun. Bahkan, petugas parkir pun tidak memaksa menarik uang parkir untuk kendaraan yang dibawa pengunjung.

Sumber: TEMPO, datatempo.co/Jacky Rachmansyah