Kawah Ijen

Sebagai destinasi alam, Kawah Ijen berbeda dengan tempat lainya. Bukan keindahan alam ala instragrambeble, namun kondisi kaldera kawah Ijen yang diincar para pelancong. Bahkan kawah ini lebihdikenal oleh wisatawan luar negeri daripada wisatawan dalam negeri. Rata-rata para turis asing justru menikmati keunikan Kawah Ijen khususnya menyaksikan masyarakat sekitar melakukan aktivitas menambang bijih belerang yang masih melakukan cara tradisional.

Kawah Ijen berada di ketinggian 2.148 meter di atas permukaan laut, kawah ini berbentuk danau berukuran sekitar 960 x 600 meter dengan kedalaman sekitar 200 meter. Kawahnya terdiri atas endapan-endapan batuan sisa letusan gunung Ijen. Kawah Ijen dengan kaldera terbesar di Indonesia ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit terutama karena blue fire di perut kawahnya. Hindari akhir tahun di penghujung pergantian tahun, karena, begitu banyak pelancong membatasi kita melihat kaldera Ijen. Waktu terbaik untuk mengunjungi Ijen yakni setelah Desember. Sebabnya intensitas kabut di Kawah Ijen lebih rendah. Dengan demikian, pengunjung bisa melihat birunya danau dan blue fire tanpa terhalang kabut.

Bila sudah menikmati kawah Ijen, pelancong juga bisa mampir ke Desa Taman Sari di kawasan Gunung Ijen. Diapit oleh Kampung Penambang, Kampung Bunga, dan Kampung Susu. Desa ini sudah menjadi desa wisata sejak pertengahan 2016. Wisatawan dapat melihat keunikan budaya masyarakat Osing - suku asli di Kabupaten Banyuwangi.

Sumber: TEMPO, datatempo.co/Subekti