Ranu Kumbolo

Ranu Kumbolo masih menjadi satu kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Ranu atau biasa disebut danau air tawar di kaki Gunung Semeru ini memiliki luas sekitar 15 hektare. Berada diketinggian 2.400 meter di permukaan laut, Ranu Kumbolo menjadi sumber air bersih dan tempat transit bagi para pendaki Semeru.  Ranu Kumbolo menyuguhkan panorama lembah dan bukit-bukit hutan pinus yang air danaunya yang jernih kehijauan. Di danau ini banyak terdapat ikan dan burung belibis.

Ranu Kumbolo merupakan pos kedua sekaligus tempat istirahat sebelum perjalanan ke kawah Jonggring Saloko di Puncak Mahameru. Sejumlah pendaki yang lelah dapat beristirahat di tempat ini dengan membangun tenda di pinggir danau sambil menikmati air danau yang tenang. Ada juga pendaki yang mengabadikan momen dengan berfoto di lokasi ini.  Di pos ini ada prasasti sederhana untuk mengenang kematian tokoh demonstran, Soe Hok Gie yang meninggal saat mendaki Mahameru pada 16 Desember 1969. Jangan lupa siapkan jaket tebal karena suhu bisa mencapai di bawah 0 derajat Celsius.

Ranu Kumbolo, danau di jalur pendakian Gunung Semeru seperti oase bagi para pendaki. Pesona air yang dibendung oleh danau seluas 15 hektare ini kadang-kadang membuat pendaki tak tahan ingin menceburkan diri setelah letih menyusuri trek yang panjang. Namun pengelola melarang air danau digunakan untuk mandi karena dijadikan sumber air bersih.  Salah satu cerita menyebut pada tahun 1182 Masehi, Prabu Kameswara dari Kerajaan Kediri menemukan Ranu Kumbolo di tengah perjalanan mencari sumber air suci. Hal itu dibuktikan dengan adanya prasasti yang terdapat di tepi ranu. Prasasti itu kini dilindungi oleh pagar-pagar besi dan dibebat kain berwarna kuning dan putih.

Selain alasan spiritual, suhu mecapai satu digit alias mendekati nol derajat di hari-hari biasa dapat membikin badan kram. Bila pendaki nekat menceburkan diri, dikhawatirkan mereka akan tenggelam lantaran seluruh badan kaku terkena air sedingin es.

Sumber: TEMPO, datatempo.co/Abdi Purmono