Fort Bernaveld (Benteng Barnaveld)

Kawasan Maluku

KABUPATEN HALMAHERA SELATAN, Maluku Utara

Pada abad pertengahan, rempah-rempah adalah barang mewah di Eropa yang mahal harganya. Karena harganya yang sangat tinggi, para pedagang berbondong-bondong berusaha mati-matian membawanya ke Eropa. Di kalangan Eropa sendiri, Portugis dan Spanyol merupakan pesaing yang berseteru ketat dalam menemukan sumber rempah-rempah, baru setelah itu Belanda. Pada 1558, bangsa Portugis datang dan bermukin di Labuha, sebuah kota di Pulau Bacan. Kemudian mereka mendirikan benteng kecil di sana. Namun kemudian datanglah Spanyol dengan alasan berdagang ke tempat yang sama. Mereka dengan segera menguasai benteng bekas Portugis yang belum lama berdiri. Benteng yang belum bernama itu kemudian dikuasai Belanda melalui tuntutan Laksamana Muda Simon Hoen bersama Sultan Ternate, yang memaksa penyerahan benteng kepada mereka pada tahun 1609. Kedua pihak kemudian melakukan renovasi benteng dan diperkuat dengan gagasan Hoen, Louis Schot dan Jan Dirkjzoon. Dibangunlah empat bastion, yakni tembok yang dibuat menonjol keluar, dan menamai benteng itu dengan nama Benteng Bernaveld. Benteng Bernaveld terletak di Jalan Benteng Bernaveld Rt 04 Rw 08 Kelurahan Amasing Kota, Kecamatan Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara. Lokasi benteng persis di kanan Pesantren Yayasan Al Khairaat. Begitu dikuasai pihak Belanda, Bangunan Benteng Bernaveld dipugar dengan batu dan kapur. Kemudian di tengah-tengah benteng dibangun rumah sebagai tempat singgah. Rumah beratapkan rajutan rumput kering itu dibangun dengan tembok batu setebal 30 centimeter. Di dalam benteng juga dibuat ruang bawah tanah. Di sekitar benteng terdapat batu prasasti besar bertulisan latin dengan bagian kanan batu itu terdapat tanda keluarga Pieter Both, Gubernur Jenderal pertama VOC, perusahaan dagang Belanda. Bangunan benteng berbentuk segi empat  dengan tembok pertahanan yang dibuat lebih rendah. Di tembok itu masing-masing ditempatkan bastion lengkap dengan meriam, yang sekarang tinggal empat meriam. Pintu gerbang utama dibuat melengkung, berhadapan langsung Sungai Amasing. Begitu Indonesia merdeka dan Benteng Bernaveld ditinggalkan Belanda, situasi benteng menjadi tak terurus, ditumbuhi semak belukar dan beberapa pohon-pohon besar lainnya. Akhirnya setelah puluhan decade terabaikan, pada 2014, kawasan benteng mulai diperhatikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, lalu melakukan berbagai pemugaran, bekerja sama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya Ternate



Destinasi lain di Kawasan Maluku Utara


Koordinat: -0.6241, 127.4817
Destinasi di Sekitar

KategoriJumlah
Wisata Alam28
Wisata Buatan4
Wisata Budaya6
Taman Nasional2
  • Share Via