Wakatobi-Bunaken-Rajaampat

Wakatobi merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Sulawesi Tenggara. Kawasan ini terdiri dari berbagai pulau, antara lain Wanci, Kaledupa, Tomi dan Binongko. Setiap pulau tersebut memiliki keindahan alam yang menarik. Kawasan ini telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai salah satu Taman Nasional Indonesia pada tahun 2002. Wakatobi di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah pusat segi tiga karang dunia. Kawasan ini memiliki area terumbu karang yang sangat luas, 90 ribu hektare. Angka keanekaragaman biota laut perairan ini tertinggi di dunia: 942 spesies ikan dan 750 spesies karang dari 850 spesies yang ada di muka bumi ada di perairan ini.

Keanekaragaman inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung baik dari dalam dan luar negeri. Sehingga tidak heran jika dijadikan sebagai sebagai salah satu lokasi wisata bahari di Pulau Sulawesi selain Taman Nasional Bunaken. Di situlah para penyelam internasional bersaksi, di dasar lautnya terdapat panorama terumbu karang yang paling cantik, penuh keanekaragaman ikan yang tak ada duanya di dunia, bahkan dibanding Karibia. Dengan snorkeling sebentar, kita akan dapat menemui barracuda, ikan badut, dan kuda laut.  Taman Nasional Wakatobi tidak hanya menawarkan keindahan bawah laut, tetapi juga mempunyai daya tarik lainnya seperti pemandangan pantai yang cukup eksotis.

Dunia bawah laut Wakatobi yang membedakan dengan destinasi kota lain. Keindahan ketika menyelami perairan Wakatobi menjadi kegiatan utama pengunjung Wakatobi. Dari seluruh daerah perairan Wakatobi yang paling populer adalah titik Onemohute di Wangi-Wangi dan Roma (Roma’s Reef) di Tomia.  Gugusan karang yang terkenal ini berada pada kedalaman 15 sampai 25 meter, dipenuhi warna warni terumbu dan kumpulan ikan yang berenang secara beriringan layaknya barisan warna warni di laut.

Keahlihan menyelam biasanya sudah dimiliki wisatawan asing yang gemar menikmati keindahan bawah laut Wakatobi. Sedangkan wisatawan nusantara lebih banyak memilih berwisata pantai  disekitar perairan Wakatobi.

Wakatobi tak hanya memikat di kedalaman lautnya. Beragam keunikan juga bisa kita nikmati di daratan. Di Pulau Wangi-Wangi, ada perkampungan suku Bajo, para ”petualang laut” yang tersohor itu. Disana kita juga bisa berwisata sejarah, menengok sejumlah bangunan peninggalan masa kekuasaan Kesultanan Buton dan menyambangi Masjid Liya, yang konon masjid tertua setelah Masjid Keraton Buton di Pulau Buton.

Cara Menuju Kawasan Wakatobi

Jalur Udara
Dari Jakarta atau kota besar lain di Indonesia, menggunakan pesawat terlebih dahulu menuju Kendari sebagai Ibu Kota dari Sulawesi Tenggara.  Dari Bandara Haluoleo Kendari, perjalanan harus dilanjutkan menggunakan sarana kapal untuk mencapai Wakatobi. Sekarang menggunakan pesawat juga bisa dipilih untuk rute dari Kendari ke Wanci.  Dalam sehari terdapat penerbangan 2-3 kali sehari dari Makassar atau Kendari langsung ke Wanci. Rute lain menggunakan pesawat dari Kendari menuju Bau-Bau di Pulau Buton, merupakan pulau terdekat dengan Wanci. Sementara bandara Matahora yang baru di Wangi-Wangi bakal menjadi tempat yang ramai didatangi kareng berdekatan dengan tempat wisata lainya di Wakatobi

Jalur Laut
Menggunakan kapal dari Kendari bisa langsung menuju ke Wanci, ibu kota Kabupaten Wakatobi di Pulau Wangi-Wangi. Dari Wangi-Wangi ke pulau-pulau lain bisa ditempuh dengan perahu sewaan atau perahu reguler yang sederhana. Untuk Kendari menuju ke Bau-Bau bisa juga menggunakan kapal cepat reguler dengan waktu tempuh 5-6 jam. Sampai di Bau-Bau, pengunjung melanjutkan ke Pulau Wangi-Wangi menggunakan kapal kayu. Pelabuhan Kaledupa di Wangi-Wangi menjadi pelabuhan utama menuju tempat lain di Wakatobi

Tips

* Bilan ingin menyelam usahakan memiliki dive license
* Di beberapa tempat listrik masih dibatasi. Jadi tidak sepanjang waktu tersedia listrik
* Masyarakat Wakatobi, mayoritas kuat dalam menjalankan ibadah, sehingga pengunjung pemeluk agama Islam tidak perlu kehilangan waktu menjalankan ibadah.