KABUPATEN MUKOMUKO, Bengkulu
Benteng Anna didirikan oleh kolonial Inggris (East India Company) pada tahun 1798 di selatan sungai Selagan yang berada di kabupaten Muko-Muko. Masa itu benteng ini dipergunakan untuk pertahanan perang dan aktivitas perdagangan hasil bumi. Nama Benteng Anna diambil dari nama seorang bangsawan Keningin Anne van England. Saat ini kondisi Benteng Anna telah rusak alias runtuh dan hanya menyisakan puing-puing akibat tergerus erosi sungai Selagan yang berdekatan dengan pantai maupun akibat ulah tangan jahil manusia. Jangan bandingkan Benteng Anna di Muko-Muko dengan “Fort Anne” yang ada di Canada.
Menurut informasi, tahun 1950-an benteng ini masih ada namun dengan runtuhnya bangunan benteng menyebabkan bentuk asli benteng sudah tidak diketahui lagi wujudnya. Di benteng ini konon terdapat lorong-lorong untuk tempat persembunyian jika diserang musuh. Ada yang menduga-duga bentuk benteng seperti limas, namun hal ini masih memerlukan pembuktian melalui penelitian mendalam mengingat di atasnya telah tertutup rumput yang kontur tanahnya bergelombang.
Di sisi depan terlihat pohon yang cukup rindang yang ditanam atas bantuan dari donatur. Ini terlihat dari nama-nama yang tertera di bawah pohon. Sebagai situs bersejarah idealnya di sekitar Benteng Anna dipasang pagar untuk menjaga kelestariannya. Jangan sampai nanti muncul bangunan liar di atas lokasi situs tersebut. Tempat ini adalah bukti jejak Inggris yang pernah hadir di bumi nusantara.
Untuk mengetahui bentuk aslinya instansi terkait pernah mengadakan sayembara membuat gambar miniatur Benteng Anna tetapi hingga kini belum ada respon dari masyarakat yang mengetahui historinya. Bagi pengunjung yang penasaran ingin mengetahui Benteng Anna, di sisi jalan tertulis papan nama Benteng Anna sebagai cagar budaya yang dilindungi oleh undang-undang.
Namun kenyataannya kondisi benteng rusak tidak terawat dan peninggalan meriam serta pelurunya telah hilang. Di samping itu halaman yang cukup luas dengan hamparan rumput yang hijau, sesekali waktu menjadi tempat bagi nelayan memasang / menjahit jaring ikan, menjemur pakaian dan menjadi tempat bermain serta lalu lalang anak sekolah.
sumber: situsbudaya.id
Kategori | Jumlah |
---|---|
Wisata Alam | 25 |
Wisata Buatan | 4 |
Wisata Budaya | 3 |
Taman Nasional | 0 |