KABUPATEN TANA TORAJA, Sulawesi Selatan
Salah satu tradisi unik di Tana Toraja adalah Adu Kerbau khas lokal atau Mapasilaga tedong. Tradisi unik para leluhur Tana Toraja ini biasanya rutin dilakukan pada saat upacara pemakaman orang yang sudah meninggal beberapa tahun tang lalu, atau yang biasa mereka sebut sebagai Rambu Solo. Biasanya diadakan pada bulan Juli, sehingga di bulan itu Tana Toraja ramai dikunjungi wisatawan untuk menyaksikan upacara adat ini.
Tradisi adu kerbau ini merupakan cara adat Toraja untuk menghormati orang yang sudah meninggal. Puluhan kerbau yang akan diadu dibariskan terlebih dahulu sebelum upacara dimulai. Kemudian kerbau-kerbau tersebut kemudian diarak dengan didahului oleh tim pengusung gong, pembawa umbul-umbul, dan sejumlah wanita dari keluarga yang berduka ke lapangan yang berlokasi di pemakaman. Mapasilaga Tedong dimulai dengan dua kerbau yang diadu dan mereka menghantamkan tanduk mereka ke tanduk lawannya dan saling menjatuhkan satu sama lain. Kerbau yang dinyatakan kalah adalah kerbau yang berlari dari arena Mapasilaga Tedong
Kerbau yang diikutsertakan bukan kerbau biasa, harganya mahal, bisa mencapai ratusan juta. Kerbau yang biasa ditampilkan biasanya jenis kerbau bule, kerbau lumpur, kerbau Salepo, Lontong Boke dan Tedong Pudu. Tapi yang paling sering digunakan adalah jenis Tedong Pudu, karena mudah dilatih dan tidak semahal kerbau lain, yaitu sekitar 40 jutaan.
Sumber: TEMPO, datatempo.co/Sakti S. Karuru
Kategori | Jumlah |
---|---|
Wisata Alam | 50 |
Wisata Buatan | 21 |
Wisata Budaya | 22 |
Taman Nasional | 3 |