KABUPATEN BONE, Sulawesi Selatan
Bola soba atau dalam bahasa Indonesia diartikan rumah persahabatan, merupakan salah satu peninggalan sejarah. Bola Soba yang berdiri kokoh di ruas Jalan Latenritatta, Watampone ini, sarat dengan nilai-nilai sejarah.
Bola Soba merupakan salah satu bangunan bersejarah di Watampone, ibukota Kabupaten Bone. Bangunan tersebut berdiri di atas lahan seluas hampir setengah hektare.
Dari luar, tampak hanya sekadar bangunan rumah panggung tradisional ala masyarakat Bugis. Di dalam Bola Soba ini terdapat meriam tua, potret Arung Pallakka, silsilah raja-raja Bone, serta beberapa benda-benda tertentu yang sengaja disimpan pengunjung sebagai bentuk melepas nazar.
Bola Soba dibangun pada masa pemerintahan Raja Bone ke-30, La Pawawoi Karaeng Sigeri sekitar tahun 1890. Awalnya, diperuntukkan sebagai kediaman raja pada waktu itu. Selanjutnya, ditempati oleh putra La Pawawoi, Baso Pagilingi Abdul Hamid yang kemudian diangkat menjadi Petta Ponggawae (Panglima perang) Kerajaan Bone.
Saat ditempati oleh Petta Ponggawae, maka singkap rumah (timpa’laja) diubah menjadi empat singkap setelah sebelumnya lima singkap. Sebab, dalam tata kehidupan masyarakat Bugis, lima singkap timpa’laja dalam bangunan rumah diperuntukkan bagi rumah raja dan timpa’laja dengan empat singkap untuk putra raja.
Seiring dengan ekspansi Belanda yang bermaksud menguasai Nusantara, termasuk Kerajaan Bone pada masa itu, maka Saoraja Petta Ponggawae ini pun jatuh ke tangan Belanda dan dijadikan sebagai markas tentara. Tahun 1912, difungsikan sebagai mes atau penginapan untuk menjamu tamu Belanda. Dari sinilah penamaan Bola Soba yang berarti rumah persahabatan.
Selanjutnya, Bola Soba juga pernah difungsikan sebagai istana sementara Raja Bone pada masa pemerintahan Raja Bone ke-31, La Mappanyukki pada tahun 1931, menjadi markas Kesatuan Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS), menjadi asrama TNI pada tahun 1957, hingga kemudian dijadikan sebagai bangunan peninggalan purbakala.
Secara umum, Bola Soba yang memiliki panjang 39,45 meter ini terdiri dari empat bagian utama. Yakni lego-lego (teras) sepanjang 5,60 meter, rumah induk (21 meter), lari-larian/selasar penghubung rumah induk dengan bagian belakang (8,55 meter), serta bagian belakang yang diperuntukkan sebagai ruang dapur (4,30 meter). Untuk dinding dan tappi, dilengkapi dengan ukiran pola daun dan kembang sebagai ciri khas kesenian Islam dan banji (model swastika) yang diperkenalkan oleh orang Tionghoa.
Saat ini, Bola Soba telah menjadi objek wisata sejarah yang banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik ataupun asing
Sumber: exploresouthsulawesi.com
Kategori | Jumlah |
---|---|
Wisata Alam | 49 |
Wisata Buatan | 22 |
Wisata Budaya | 22 |
Taman Nasional | 3 |