KABUPATEN TANA TORAJA, Sulawesi Selatan
Rambu solo merupakan upacara adat kematian masyarakat Tana Toraja dengan tujuan menghormati dan diyakini menghantarkan arwah orang meninggal dunia menuju alam roh. Upacara ini juga disebut dengan upacara penyempurnaan kematian.
Upacara pemakaman adalah ritual yang paling penting dan berbiaya mahal. Biasanya semakin kaya dan berkuasanya seseorang, maka biaya upacara pemakamannya akan semakin mahal. Upacara pemakaman ini juga digelar setelah berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sejak kematian yang bersangkutan. Biasanya semakin lamanya upacara pemakaman diadakan, maka keluarga orang yang meninggal telah mengumpulkan uang untuk biaya pemakanan tersebut.
Puncak dari upacara Rambu Solo, dilaksanakan di sebuah lapangan khusus. Upacara ini dilakukan dengan berbagai ritual seperti, proses pembungkusan jenazah, pembubuhan ornamen dari benang emas dan perak pada peti jenazah, penurunan jenazah ke lumbung untuk disemayamkan dan proses pengusungan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir.
Untuk mengisi rangkaian acara upacara pemakaman Rambu Solo, terdapat berbagai atraksi budaya yang dipertontonkan yaitu, adu kaki, dan adu kerbau. Kerbau yang sudah diadu akan disembelih menggunakan golok. Selain kerbau, babi juga disembelih dalam upacara pemakaman tersebut. Penyembelihan ini menjadi puncak upacara pemakaman yang diringi musik dan tarian para pemuda dengan bambu panjang. Musik yang digunakan adalah suling, nyanyian, lagu, puisi, tangisan dan ratapan yang menjadi ekspresi duka cita suku Toraja.
Sumber: TEMPO, datatempo.co/Iqbal Lubis
Kategori | Jumlah |
---|---|
Wisata Alam | 50 |
Wisata Buatan | 21 |
Wisata Budaya | 22 |
Taman Nasional | 3 |