KABUPATEN PIDIE, Aceh
Tarian Meugroeb, tarian adat Aceh yang mengandalkan hendakan kaki, tarian ini berbeda sedikit dengan Seudati, yang manyoritas mengandalkan hendakan tangan ke tubuh. Tarian ini sudah ada sejak kerajaan Pedir, ada juga yang mengatakan tarian ini baru dikembangkan era islam masuk menguasai Kabupaten Pidie. Meugroeb juga memakai dua Syeikh (penyair) untuk mengiringi tarian, tarian ini dibagi dua kelompok yang masing–masing kelompok awalnya menceritakan sebuah perlawanan akhirnya menjadi keakraban.
Diceritakan dulu saat masa kerajaan, tarian ini sering didendangkan sebelum berperang melawan penjajah atau masa invansi Belanda ke Aceh, 1873. Meugroeb juga sering ditampilkan pada acara-acara kerajaan yang dipertontonkan kepada masyarakat, belakangan seiring perkembangan jaman tarian ini semakin memudar dan hilang. Hingga tahun 2016, hanya satu Gampong (Desa) yang masih mempraktekkan Meugroeb kepada khalayak ramai, yaitu Gampong Pulo Lueng Tegha, Kecamatan Glumpang Baro, Kabupaten Pidie, Aceh, itupun hanya setiap malam menyambut hari raya Idul Fitri, meski sebelumnya merupakan tarian perang, kini tarian tersebut menjadi budaya untuk media silaturrahmi Gampong Lueng Teugha dan menjadi kearifan lokal setempat.
Ismunandar, Pemuda Gampong Pulo Lueng Tegha, kepada nanggroepidie.com, mengatakan tarian Meugroeb adalah budaya kami dari dulu di gampong, kata Endatu (nenek monyang) kami, tarian itu adalah tarian perang, serupa dengan tarian Seudati, cuma Meugroeb lebih membangkitkan semangat, apalagi saat hentakan kakinya itu yang serentak membangkitkan gairah kita untuk lebih kompak.
“ini tarian yang membangkitkan semangat, seperti kita akan perang,” Ungkapnya.
Dia juga mengatakan, tarian ini sekarang sering kami tampilkan pada saat malam lebaran Idul Fitri, bertujuan untuk memperkenalkan tamu kami yang baru ada di gampong, seperti pendatang, atau Linto Baro (pengantin pria), baik yang berasal dari gampong kami atau luar.
“Tarian itu, sekarang kami laksanakan hanya pada malam lebaran fitri, disitu kami akan panggil semua pendatang satau persatu, begitu juga dengan pengantin baru dan warga kami yang pulang dari rantauan, kami akan Peugroeb(diangkat) didepan umum,” Jelas mahasiswa Unigha Sigli tersebut.
Kategori | Jumlah |
---|---|
Wisata Alam | 65 |
Wisata Buatan | 6 |
Wisata Budaya | 17 |
Taman Nasional | 4 |