KABUPATEN SOLOK SELATAN, Sumatera Barat
erapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menelusuri Gua Batu Kapal? Jawabannya bisa berhari-hari. Datanglah saat matahari mendekati puncak, supaya melihat keindahan warna-warni Gua Batu Kapal. Maklum, empat gua yang berdiri berjajar itu memiliki luas dasar sekitar 27 hektare.
Terdiri dari beberapa tingkatan, menjulang ke atas dan menurun ke bawah. “Tapi jalan masuk ke gua bawah tanah kami tutup karena terlalu berbahaya. Tempatnya gelap dan di dalam terdapat danau luas serta aliran sungai,”papar Yuneldi, ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang dipercaya mengelola gua.
Datanglah saat matahari mendekati puncak, supaya melihat keindahan warna-warni Gua Batu Kapal.
Gua Batu Kapal terletak di Kecamatan Sangir Balai Janggo yang berjarak sekitar 35 km dari pusat kota Padang Aro. Tampak depan, Gua itu mirip tebing berwarna keputihan menjulang tinggi sekitar 80 meter. Pemuda-pemuda yang tergabung dalam Pokdarwis dan menjadi pemandu penelusuran gua, kerap memanjat sampai puncak hanya bermodal juntaian akar-akar pepohonan.
“Akarnya kuat, tapi kita tidak menyarankan wisatawan melakukan hal itu. Jika memaksa, kami meminta mereka menandatangani semacam surat pernyataan dan perjanjian. Tapi pernah ada ibu-ibu usia 70 tahun memaksa naik dan ternyata lebih lincah dari kami,” kisah Firdaus yang kerap dipanggil Epi, pemandu yang mengantar Destinasi Indonesia menelusuri gua.
Menelusuri Gua Batu Kapal, sebaiknya memang ditemani pemandu. Banyaknya lorong bisa membuat tersesat. Jika waktu yang dimiliki sedikit, maka pengetahuan pemandu akan sangat membantu. Mereka akan membimbing ke spot-spot cantik untuk memuaskan keinginan memotret. Itulah yang dilakukan Epi, ketika membawa Destinasi Indonesia menelusuri gua selama dua jam.
Pintu masuk gua yang kerap digunakan, berada tak jauh dari jajaran warung penjaja makanan dan minuman. Begitu mendekati pintu gua, aroma khas kotoran kelalawar langsung tercium. Kami diajak melewati beberapa lorong gelap, sebelum muncul lagi di tengah bebatuan, staglatit dan staglamit. Beberapa kali juga harus melewati aliran sungai dangkal. Epi menunjukkan spot-spot menarik, terutama saat matahari menerobos masuk. Sayang, menjelang akhir November itu, matahari tak cukup kuat menerobos lubang-lubang gua. Kami gagal mendapatkan foto cantik garis-garis alami matahari. Meski demikian, petualangan selama dua jam itu sungguh berkesan.
Setelah melakukan penelusuran selama kurang lebih dua jam, akhirnya muncul di tanah terbuka yang dipenuhi rumput tinggi. Tanpa ragu Epi dan Yuneldi menerobos ilalang, mengikuti jalur samar yang hanya ditandai dengan rebahnya rerumbutan. Sekitar 5 menit berjalan, kami muncul di jalan utama kendaraan, di mana bisa menatap lepas megahnya julangan gua.
Menurut Yuneldi, gua tersebut ditemukan sekitar 1984, ketika akan dibuka lahan sawit. Sejak saat itu menjadi tempat berekreasi masyarakat setempat. Kini, Gua Batu Kapal menjadi objek wisata umum dan sudah mulai dikelola Pokdarwis.
Kategori | Jumlah |
---|---|
Wisata Alam | 37 |
Wisata Buatan | 13 |
Wisata Budaya | 13 |
Taman Nasional | 0 |