KABUPATEN SLEMAN, DI Yogyakarta
Desa Wisata Anyaman Bambu berada di Dusun Malangan, Desa Sumberagung, Kecamatan Moyudan, Sleman, DIY. Jaraknya sekitar 17 kilometer dari kota Yogya ke arah Barat Daya atau 30 menit waktu perjalanan. Sejak lama, puluhan atau mungkin ratusan tahun yang lalu daerah Moyudan, Godean, Seyegan dan sekitarnya terkenal akan kerajinan anyaman bambunya. Ada banyak peralatan rumah tangga dari bambu diproduksi di wilayah ini. Produk-produk tersebut antara lain tenggok, besek, tampah, tambir, erok-erok, kreneng, kalo, irik, dan sebagainya. Hingga kini, sebagian besar warga di Malangan menganyam bambu sebagai pekerjaan sambilan. Tak sedikit pula yang menjadikan pekerjaan ini sebagai pekerjaan pokok. Seiring dengan berjalannya waktu, kreatifitas dan kebutuhan pasar pun berubah. Pesanan mulai meningkat dengan berbagai macam desain. Para pengrajin pun selalu berusaha memenuhi permintaan tersebut. Pada tahun 1965, berdirilah pusat kerajinan bambu yang bernama Tunggak Semi di Malangan. Sanggar ini menampung hasil anyaman warga untuk kemudian dibentuk menjadi aneka desain produk pesanan konsumen. Usaha ini dirintis oleh Ahmad Sirat, orang tua dari Suryadi (Pemimpin Tunggak Semi saat ini). Dulunya, Ahmad Sirat adalah salah satu pekerja dari P.T Lipin, pabrik kerajinan bambu milik Jepang di wilayah itu. Karena terjadi ketidak cocokan dengan internal P.T Lipin, Ahmad memilih untuk keluar dan mengembangkan usahanya sendiri. Nama “Tunggak Semi” di ambil dari nama tunggak, yang berarti potongan dari bambu, dan semi yang berarti tumbuh berkembang kembali. Jika diartikan menjadi bambu yang tunggaknya dipotong pasti akan tumbuh kembali. Dengan maksud usaha ini dapat terus berkembang. Pada mulanya usaha ini dikembangkan hanya oleh sebatas keluarga, tetapi seiring berjalannya waktu, usaha ini mulai berkembang. Pada tahun 1972, usaha kerajinan bambu ini mulai melebarkan sayap, salah satu konsumenya adalah P.T Panca Niaga Jakarta dan mulai diekspor ke luar negeri. Mulai saat itu banyak perusahaan dari Jakarta yang memesan produk kerajinan bambu. Tahun 1987 Pusat Kerajinan Bambu Tunggak Semi beralih kepemimpinan. Sejak tahun itulah Tunggak Semi dipimipin oleh Suryadi (43) yang mengambil alih pimpinan dari ayahnya. Di tangan Suryadi inilah Tunggak Semi semakin berkembang.
Kategori | Jumlah |
---|---|
Wisata Alam | 16 |
Wisata Buatan | 4 |
Wisata Budaya | 16 |
Taman Nasional | 1 |