KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE, Sulawesi Utara
DI bibir Samudra Pasifik, di antara Pulau Sulawesi dan Pulau Mindanao di Filipina, berbaris pulau kecil, termasuk Sangihe dan Talaud. Sejak pemekaran wilayah pada 2000, Sangihe dan Talaud berpisah, masing-masing menjadi kabupaten sendiri di Provinsi Sulawesi Utara. Namun, di bawah permukaan laut biru Sangihe dan Talaud, keduanya tetap sama: habitat terumbu karang yang aduhai dan ikan yang beraneka ragam.
Bukan cuma itu, para penyelam juga dapat merasakan ”sentuhan” gunung berapi di bawah laut. Di perairan Pulau Mahagetang, sekitar 8 meter di bawah permukaan, penyelam dapat berkejaran dengan gelembung yang bermunculan dari bebatuan kepundan.
Dua puncak gunung berapi terdapat di perairan ini, dan ini ditandai oleh hangatnya air laut di sekitar kepundan: 37-38 derajat Celsius.
Orang Sangihe menyebut gunung berapi itu Banua Wuhu. Mereka percaya Banua adalah tempat tinggal dewa-dewa yang bisa murka jika alam laut dirusak manusia.
Karena itu, setiap akhir Januari dilakukan upacara adat mempersembahkan emas, yang ditaruh di lorong panjang di bawah laut. Tetua adat menyelam ke sana dan menaburkan emas-emas itu. Karena letak tempat itu di perlintasan Samudra Hindia dan jalur gunung api, sebaiknya menyelam pada April-November agar terhindar dari angin barat pada Desember-Maret. Angin barat membuat arus di bawah dan permukaan menjadi deras. Kepulauan Sangihe bisa dicapai dengan terbang ke Manado, lalu naik kapal cepat selama sepuluh jam.
Kategori | Jumlah |
---|---|
Wisata Alam | 50 |
Wisata Buatan | 5 |
Wisata Budaya | 3 |
Taman Nasional | 2 |